Tim Flicker, dari AIYA Victoria, mempertimbangkan Comic 8, salah satu film di Indonesian Film Festival ke-9: “Film yang cukup menghibur meskipun alurnya sedikit mengecewakan.”

Comic 8 (2014) adalah film ketiga sutradara Anggy Umbara setelah Mama Cake (2012) dan Coboy Junior The Movie (2013). Film aksi komedi ini bercerita mengenai delapan perampok yang ingin merampok Bank INI (Indonesia Netherlands Incorporated).  Kedelapan perampok tersebut dibagi menjadi tiga kelompok.

Kelompok pertama berisi penjahat amatir yang terdiri dari Babe (Babe Cabiita), Bintang (Bintang Timur) dan Fico (Fico Fachriza). Mereka sudah lelah dengan hidup mereka yang sulit dan membosankan. Daripada terus menderita, mereka memutuskan untuk mengubah hidup mereka dengan merampok Bank INI dan mendapatkan uang sebanyak-banyaknya. Sesampainya di bank INI ternyata mereka malah menjadi sandera sebuah perampokan yang dilakukan oleh tiga penjahat yang lebih berpengalaman, Ernest (Ernest Prakasa), Kemal (Kemal Palevi) dan Arie (Arie Kriting). Beberapa saat kemudian muncul dua orang berpenampilan aneh atau “freaks”, Mongol (Mongol Stres) dan Mudy (Mudy Taylor) yang kemudian memperlihatkan aksinya dalam merampok bank INI juga.

Kemudian terjadi konflik antar grup perampok untuk memperebutkan hasil rampokan. Untuk menghadapi konflik antar-grup yang sedang mereka alami, mereka membuat sebuah grup yang dinamkan DPR. Namun, DPR disini bukanlah Dewan Perwakilan Rakyat melainkan Dewan Perwakilan Rampok.

Beberapa adegan lucu yang terjadi salah satunya adalah ketika para perampok bernegosiasi dengan seorang polisi mereka mengajukan beberapa permintaan yang aneh. Misalnya, Arie (dari Papua) menuntut Ibu Kota Indonesia pindah dari Jakarta ke Papua. Arie bilang “Papua lebih bersih, pemandangannya indah, udaranya masih segar sedangkan Jakarta macet, banyak polusi dan selokan penuh dengan kucing mati”. Jokes di film ini lucu karena tidak hanya berhubungan dengan Indonesia, tetapi bisa ditangkap oleh orang asing dan temanya sangat universal (korupsi, kemacetan dsb.).

Namun demikian, salah satu kekurangan dari film ini adalah ceritanya yang berbelit-belit dan sedikit konyol. Menurut saya, ada beberapa twist di plot yang sama sekali tidak masuk akal dan berlebihan. Kita sebagai pentonton tidak mengerti alur ceritanya yang kesana kemari sehingga membuat penonton bosan. Pada awalnya kita sangat tertarik dengan karakter-karakter para pemain tetapi mungkin mereka memasukkan terlalu banyak karakter atau plot twist di film ini, yang jelas di tengah cerita terasa sedikit membosankan dan agak mengecewakan. Lelucon dan karakter yang bagus selayaknya didukung oleh plot dan cerita yang bagus juga.

Walaupun menurut saya film aksi komedi ini tidak termasuk luar biasa tetapi ada cukup jokes yang menghibur para penonton. Selain itu, bintang film ini merepresentasikan keanekaragaman suku dan ras di Indonesia (orang Arab, Cina, Indonesia Timur dll). Menurut saya sebaiknya anda pergi ke bioskop and see for yourself….

Tim Flicker menonton film Comic 8 sebagai tamu Indonesian Film Festival. Artikel ini merupakan pendapat pribadi penulisnya.