photo credit: PPIA Macquarie

Sebagai salah satu destinasi terpopuler bagi para pelajar Indonesia, Australia merupakan rumah kedua oleh satu dari empat pelajar yang belajar di luar negeri. Berimbang dengan statistik itu sendiri, hal ini memungkinkan untuk para pelajar Indonesia yang tergabung dalam PPIA (Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia) untuk memiliki komunitas yang solid. Telah menjadi tradisi bagi PPIA yang tersebar di berbagai pelosok Australia untuk mengadakan acara tahunan sebagai ajang untuk mempromosikan budaya, seni, bahasa, serta untuk menyatukan warga Indonesia yang rindu akan negara kelahiran mereka.

Para mahasiswa dari Universitas Macquarie dengan bangga mempersembahkan salah satu acara terbesar PPIA yang dinamai Soundquriang, The V Act (Soundquriang, Babak kelima). Acara yang diselenggarakan di City Recital Hall Sydney ini dimeriahkan oleh salah satu band tebesar Indonesia Sheila On 7, vokal grup populer HIVI!, serta dimeriahkan oleh The East and Friends, pemecah rekor MURI Michael Anthony dan pagelaran budaya Indonesia, Tari Kecak.

Sengaja datang awal, Blog Editor AIYA, mengikuti kegiatan tim PPIA Macquarie bersiap serta untuk mengenal lebih dalam otak kreatif di balik mereka yang mempersiapkan malam yang megah tersebut.

Pengarahan tim sebelum acara dimulai

Sementara penyelenggara tengah bersibuk mempersiapkan Sounquriang, dengan tipikal kehebohan dari penampilan langsung, para penonton mulai berdatangan sejak jam 4 sore meski acara baru akan dimulai pada pukul 6 malam. Jam 4.45 saat pintu utama dibuka untuk pengambilan dan pembelian tiket, para komite yang terdiri dari 30 mahasiswa tersebut berpencar menjalankan tugas mereka masing-masing baik membantu para penonton, mempersiapkan panggung, hingga menjual cenderamata.

Soundquriang the V Act merupakan acara terbesar yang pernah PPIA Macquarie adakan dengan  1.200 tiket terjual, 100% keuntungan yang didapat akan disumbangkan kepada Rumah Faye, rumah singgah untuk korban perdagangan anak yang berpusat di Jakarta. Diakui oleh Joshua sebagai Komite Marketing, peningkatan dari Soundquriang sejak tahun ke tahun tidak lah terjadi dalam seketika. Dibutuhkan 6 bulan untuk tim PPIA Macquarie untuk mempersiapkan Soundquriang di tahun yang kelima ini. Baginya pembelajaran terbesar dalam berorganisasi adalah diasahnya kemampuan kepemimpinan mereka. Baginya dan tim, tantangan terbesar yang mereka temui adalah untuk dapat melakukan segalanya bersamaan dengan tugas kuliah yang mereka emban.

Meski dengan memiliki 30 orang di dalam tim, Joshua mengaku terkadang merasa kewalahan dengan tugas dan tanggung jawab yang ada seperti proses melobi dan mengambil keputusan. Dia juga mengajak para pelajar Indonesia lainnya untuk ikut serta menyumbang tenaga dan ide kreatif dengan bergabung dalam tim di tahun mendatang. Saat menjawab apa yang akan dipersembahkan tim PPIA Macquarie tahun depan, Joshua menjawab sembari bercanda,“kami belum tahu tepatnya namun saya ingin semua ini berakhir dulu,” menjelaskan seberapa banyak kerja keras yang telah ditaruh untuk merealisasikan acara ini. “Kami harap semuanya berjalan dengan lancar dan semua dapat menikmati acaranya, untuk sekarang itu saja harapan saya.” Sambungnya dengan penuh harap dan percaya diri.

Pengambilan dan pembelian tiket yang dilakukan diadakan di City Recital Hall Sydney

Acara dimulai dengan kata pengantar dan ucapan terima kasih oleh Fionita dan Richard, masing-masing sebagai Project Manager dan Venue Coordinator. The East and Friends membuka babak pertama dengan membawakan lagu-lagu nasional seperti Indonesia Pusaka, Dari Sabang Sampai Merauke, hingga lagu-lagu daerah seperti Sinagar Tulo and Kincir-Kincir.

The East and Friends membuka babak pertama ditemani penari-penari adat Indonesia

Soundquriang the V Act dihadiri oleh Bapak Heru Subolo selaku Komjen RI untuk NSW, Bapak Heru menggunakan kesempatan ini untuk menghimbau para masyarakat yang hadir untuk mendaftarkan diri untuk pemilihan umum presiden yang diselenggarakan pada pertengahan April mendatang. Beliau juga menekankan betapa pentingnya peran warga negara Indonesia untuk menjadi stakeholder dalam memperkenalkan budaya, seni, dan lagu Indonesia di luar negeri dalam mewujudkan ‘The Modern Indonesia’.

Pak Heru memberikan satu dua patah kata bersama dengan pembawa acara, Darian

Michael Anthony Kwok dengan bakatnya membuka babak kedua, Michael yang mencuri perhatian para hadirin dengan permainan pianonya memainkan lagu-lagu nasional Indonesia hinnga ke lagu tema Asian Games, Meraih Bintang (Yo Ayo). Michael juga pemecah rekor MURI sebagai pianis tuna netra-autistik termuda Indonesia. Remaja 15 tahun ini belajar musik (piano) secara otodidak dengan mendengar sejak umur 3 tahun. Bakatnya diketahui secara tidak sengaja saat keluarga Kwok menyadari Michael memainkan lagu iklan yang baru didengarnya dan sejak saat itu Michael telah menguasai ratusan lagu lainnya. Tak hanya telah bermain di Belanda, Michael juga telah mengadakan pertunjukan solonya di Sydney Opera House.

Michael Kwok, jenius yang memukau para hadirin dengan musiknya

Seiring berjalan dengan malam, salah satu dari bintang utama, HIVI! membawakan babak ketiga dengan lagu-lagu hits mereka seperti Remaja, Pelangi, Kereta Kencan dan membawa antusiasme penonton. HIVI! melalui lagu-lagu cinta mereka membawa kehangatan serta romantisme ke dalam recital hall, mengajak para fans untuk ikut bernyanyi dan menari. HIVI! menggunakan kesempatan pertama mereka di panggung Sydney untuk berterima kasih kepada hadirin yang memungkinkan mereka untuk tampil di Australia serta harapan mereka untuk menghibur para hadirin kembali di masa depan melalui karya-karya mereka.

Kekompakan HIVI! di atas panggung 

 

Sebelum melangkah ke puncak acara, babak keempat merupakan pemanasan dari inti malam yang paling ditunggu-tunggu. Menampilkan kontemporari interpretasi dari Tari Kecak yang dibawakan oleh para pelajar untuk yang pertama kali dengan bantuan dari komunitas Tari Kecak di Sydney.

Penampilan para pelajar Indonesia dalam mempromosikan budaya Indonesia melalui Tari Kecak

Duta dan band mengguncang panggung Soundquriang dengan hits mereka

Meski mengalami sedikit kendala teknis, sisa dari malam berjalan dengan baik dengan pembawa acara Darian yang menggunakan kesempatan itu untuk berinteraksi dengan para penonton. Eksistensi Sheila On 7 selama 22 tahun di industri musik Indonesia dibuktikan dengan kehebohan yang terjadi saat Duta dan teman-teman tampil di atas panggung. Penampilan yang terasa seperti konser solo itu membawa para penonton turun dari duduk mereka dan bernyanyi mengiringi Sheila di panggung. Duta mengekspresikan rasa terima kasihnya diberikan kesempatan perdana mereka menghibur penonton di Australia. Dan malam yang akrab itu pun ditutup dengan sebuah lagu encore.

The night through a lense, photo credit: Disty

 

Terima kasih untuk keramahan dan bantuan dari teman-teman PPIA Macquarie kepada AIYA.

Jika ada teman-teman yang mengadakan acara yang berhubungan dengan Australia-Indonesia dan ingin acara tersebut diliput oleh kami, silahkan kirim kan kami email di [email protected]