Tim Flicker, lulusan program ACICIS, hari ini memberikan berbagai pengalaman yang mengejutkan sewaktu dia ikut program ACICIS di Yogyakarta, Indonesia, dan menganjurkan pula sarannya mempelajari bahasa Indonesia yang sering dapat menantang itu.

Banyak orang beranggapan bahwa Bahasa Indonesia adalah bahasa yang mudah dipelajari. Namun, para pengguna harus berhati-hati, karena kadang-kadang kesalahan yang kecil saja bisa mengubah arti kalimat menjadi sangat berbeda. Yang berikut ini adalah baik beberapa kesalahan fatal yang pernah saya alami sendiri, maupun pengalaman dari beberapa teman saya yang pernah saya dengar.

‘Bonceng’ dan ‘Bencong’

Dulu saya mengambil program ACICIS dan tinggal di Yogyakarta. Suatu malam, setelah saya sudah tinggal sealama beberapa bulan di sana, saya pergi ke konser jazz dengan beberapa teman. Ada teman yang ikut, lalu bertanya kepada saya, “Kamu sama siapa ke sini, Tim?” Saya menjawab, “Aku bencong sama Melia”, padahal yang saya maksudkan adalah “Aku bonceng sama Melia.” Sebelum sadar akan kesalahan saya, semua orang tertawa.

‘Kedelai’ dan ‘Keledai’

Nah, ini yang masih membuat saya bingung. Sebetulnya saya ingin minum susu kedelai atau susu keledai? Mungkin contoh yang bagus adalah ini: seekor keledai makan tempe, sedangkan kedelai adalah bahan utama dalam pembuatan tempe. Kata-kata yang mirip seperti ini adalah suatu hal yang harus kita perhatikan waktu belajar bahasa Indonesia.

tim-flicker-image

Tim saat berbahagia bersama teman-teman di Indonesia. Foto: Tim Flicker

‘Mencintai’ dan ‘Bercinta’

Salah satu hal lagi yang susah dalam bahasa Indonesia adalah imbuhan. Saya sebagai penutur asing mempelajari imbuhan di sekolah, dan sudah sadar bahwa setiap imbuhan mempunyai makna tersendiri. Salah satu contoh adalah imbuhan ber- dan me- yang mengubah sebuah kata benda atau sifat menjadi kata kerja. Namun, selalu ada pengecualian yang sering kali membuat saya bingung.

Contohnya, dulu saya pernah mendengar cerita dari orang yang ingin berkata, “Saya mencintai sepak bola”, tetapi yang dia katakan adalah “Saya bercinta sepak bola.” Pastilah orang ini tidak ingin “menghabiskan malam indah” bersama sepak bola, tetapi menunjukan apresisasinya atau kesukaannya bermain sepak bola.

~

Sebenarnya kesalahan-kesalahan tadi tidak merupakan hal-hal yang fatal, tetapi malah membuat hubungan dengan teman-teman Indonesia lebih akrab. Kita bisa saling belajar dan tertawa bersama. Barangkali, yang harus dipelajari di sekolah adalah ungkapan “Maaf jika ada kekurangan atau jika saya membuat kesalahan.” Kita harus mencoba terus sampai berhasil supaya diingati bahwa kegagalan adalah kesusksesan yang tertunda.

Apa Anda seorang mahasiswa Australia yang juga ingin menelusuri dunia Indonesia? Ayolah mendapat informasi yang lebih lengkap mengenai program ACICIS di sini.