Pada bulan November ini ada dua peristiwa penting dalam kalendar Australia, Melbourne Cup dan Remembrance Day. Baru-baru ini dosen Departemen Sejarah, Universitas Indonesia, Kresno Brahmantyo diwawancarai SBS Radio Indonesia mengenai nasionalisme di Australia. Inilah sebauh artikel singkat dari Kresno tentang nasionalisme Australia tersebut.

Australia adalah satu Negara federal yang unik dari segi sejarah dan pertumbuhannya sebagai satu bangsa (nation). Australia dikenal sebagai “land of immigrants” karena mayoritas penduduknya berasal dari benua Eropa (khususnya Inggris), sejak masa pengiriman narapidana Inggris tahun 1788, sampai dengan diperkenalkannya program imigrasi ke benua baru, Australia. Kenyataan ini berhubungan erat dengan masuknya berbagai bangsa dari benua Eropa selain Inggris, yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda dengan masyarakat Inggris.   Timbul pertanyaan bagaimana nasionalisme Australia bisa tumbuh di satu koloni Inggris yang sebelumnya terpisah satu sama lain? Koloni New South Wales, Victoria, Queensland, Western Australia, South Australia dan Northern Territory sebelum Federasi 1901 adalah koloni terpisah yang masing-masing berada di bawah kekuasaan Kerajaan Inggris Raya. Ide menyatukan semua koloni dalam satu Negara Federal, yang dimotori oleh Henry Parkes, didasarkan atas kesamaan “nasib” sebagai koloni yang ingin mandiri dan terlepas dari Inggris, menjadi satu Negara baru.

Maka lahirlah Australia sebagai Negara yang “mandiri” pada 1 Januari 1901. Dalam tatanan satu Negara Federal, koloni-koloni kemudian menjadi “state” atau Negara Bagian. Sehingga ada tiga sistem pemerintahan; Pemerintahan Federal, Negara Bagian dan Pemerintahan Lokal. Pertanyaan selanjutnya, apakah Federasi ini didasarkan pada “nasionalisme” bangsa Australia? Nasionalisme selalu dikaitkan dengan lahirnya pahlawan-pahlawan yang menjadi motor nasionalisme. Tulisan singkat ini akan membahas mengenai nasionalisme dan kepahlawanan di Australia, secara khusus dihubungkan dengan “sporting heroes” (pahlawan olahraga) yang menjadi ciri khas “heroes” di Australia. Pada bulan November ini ada dua peristiwa penting dalam kalendar Australia, Melbourne Cup dan Remembrance Day. Penting bila dikaitkan dengan tema yang akan dipaparkan dalam tulisan ini, yakni, heroism and nationalism, kepahlawanan dan nasionalisme.

Sosok pahlawan bagi Australia pada masa sebelum Federasi 1901 adalah dari kalangan bushrangers, yang dapat diartikan sebagai bandit sosial yang tumbuh di tengah masyarakat untuk menentang otonomi Pemerintah Kolonial Inggris. Ide-ide radikal yang dibawa oleh imigran dari Irlandia (Irish radicalism) ikut menciptakan bandit sosial seperti bushrangers. Tokoh bushrangers yang paling fenomenal dan dianggap sebagai pahlawan kaum miskin, seperti halnya Robin Hood di Inggris, adalah Ned Kelly dengan Kelly Gang-nya. Bushranger dalam terminologi Australia mengacu kepada kepandaian hidup di wilayah pedalaman yang terpencil, keberanian, penentangan terhadap otoritas daripada sekedar pelaku kriminal biasa. Tindakan “kriminal” yang dilakukan Ned Kelly misalnya, lebih merupakan penolakan terhadap kekuasaan Inggris yang diwakili oleh keberadaan korps polisi yang selalu menjadi musuhnya. Ned bahkan melontarkan ide “pembebasan” dengan menyatakan daerah tempat tinggalnya sebagai “Kelly’s Country.”

Ned Kelly merupakan sosok pahlawan di Australia. Foto: ironoutlaw.com

Ned Kelly merupakan sosok pahlawan di Australia. Foto: ironoutlaw.com

Aksi dan sikap politik seorang bushrangers semacam Ned Kelly ini memberikan inspirasi besar bagi kebanyakan imigran Australia yang mengalami “penindasan” dari otoritas pemerintah Inggris. Ide-ide yang dianggap radikal dan anti otoritas ini yang kelak membentuk tumbuhnya nasionalisme Australia dan pada puncaknya adalah satu kesepakatan antar koloni untuk bersatu dan “lepas” dari Inggris dengan Federasi. Ned Kelly menjadi ikon pahlawan bagi masyarakat Australia, khususnya di koloni Victoria, sebelum Federasi.

Tigapuluh tahun setelah federasi, Australia mengalami masa Depresi ekonomi yang kelam. Perekonomian carut marut, tingkat pengangguran meningkat, menjelang Depresi tingkat penganguran 10 %, ketika memasuki masa Depresi meningkat dua kali lipat menjadi 21 %, dan mencapai puncaknya pada tahun 1932 menjadi 32%. Great Depression ini merupakan masa yang paling sulit bagi masyarakat Australia. Tingginya tingkat pengangguran menyebabkan banyak orang yang menjadi alkoholik untuk melupakan beban hidup mereka. Banyak anak remaja yang putus sekolah karena ingin membantu keluarganya untuk bisa survive di masa Depresi ini. Prostitusi, perjudian, penipuan meningkat, yang merupakan penyakit masyarakat yang tidak sejahtera karena tekanan ekonomi.

Di tengah-tengah kondisi ekonomi yang memprihatinkan ini muncul dua nama pahlawan yang membangkitkan semangat hidup masyarakat Australia untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi, mereka adalah Don Bradman pemain cricket, dan seekor kuda Phar Lap. Mungkin hanya Australia yang memiliki “pahlawan” yang bukan tokoh manusia tapi seekor kuda dan bagaimana bangsa Australia menjadikan sport (olah raga) sebagai sarana untuk membangkitkan nasionalisme.

Don Bradman dan perannya sebagai pemain cricket yang monumental memberi pengaruh yang besar terhadap pembentukan identitas dan nasionalisme Australia. Bagaimana Australia telah membuka mata dunia (Eropa) karena memiliki kemampuan yang setara dalam olahraga cricket, terutama di Masa Depresi 1930.

Pemain kriket Don Bradman memberi pengaruh yang besar terhadap pembentukan identitas dan nasionalisme Australia. Foto: rediff.com

Pemain kriket legendaris asal Australia Don Bradman . Foto: rediff.com

Charles Williams yang menulis biografi Don Bradman bahkan menasbihkan Bradman sebagai pahlawan untuk judul bukunya, Bradman, An Australian Hero (1996). Menurut Williams, Australia tidak memiliki pahlawan dari militer atau politisi seperti halnya Amerika atau Negara lain di dunia. Australia tidak pernah mengalami “perang” melawan penjajahan (kolonialisme) atau pernah terjadi perang saudara (seperti di Amerika) yang melahirkan pahlawan. Sehingga kemudian masyarakat Australia mengalihkan konsep kepahlawanan mereka melalui olahraga (sport). Peran Don Bradman bahkan “disamakan” dengan Winston Churchil, Perdana Menteri Inggris, karena Bradman seolah tampil di masa sulit menumbuhkan kebanggaan nasional (national pride) untuk Australia. Efek nasionalisme yang diinspirasikan oleh tokoh semacam Don Bradman dapat mengalihkan perhatian masyarakat yang sedang dilanda kesulitan ekonomi yang dahsyat. Inilah yang terjadi di Australia pada Masa Depresi tahun 1930, rasa percaya diri bangsa Australia bangkit kembali, prestasi dunia yang ditorehkan Bradman membawa inspirasi bagi mereka untuk optimis menghadapi masa depan.

Lalu bagaimana dengan Phar Lap, seekor kuda pacu yang kemudian menjadi ikon “pahlawan nasional” (national hero)? Namanya kedengaran aneh, karena memang diambil dari Bahasa Thai yang artinya “kilat”, namun demikian cukup menggambarkan kemampuan sesungguhnya yang dapat berlari secepat kilat. Phar Lap dilahirkan di New Zealand, kemudian seorang pelatih kuda dari Sydney, Harry Telford, yang kemudian meyakinkan seorang pebisnis Amerika, David J. Davis untuk membeli kuda ini yang akan dilatih sebagai kuda pacu. Telford dengan intuisinya sebagai pelatih kuda pacu handal melihat Phar Lap akan menjadi kuda pacu yang fenomenal. Phar Lap kemudian memenangkan berbagai kejuaran pacuan kuda, dan yang paling terkenal di Australia adalah Melbourne Cup, satu arena pacuan kuda yang menjadi pusat perhatian seluruh masyarakat Australia sehingga dijuluki “the race that stops a nation.”

Phar Lap dilahirkan di Selandia Baru menjadi pahlawan nasional di Australia. Foto: Charles Pratt

Phar Lap dilahirkan di Selandia Baru menjadi pahlawan nasional di Australia. Foto: Charles Pratt

Di awal karirnya Phar Lap masuk garis finis di urutan akhir dan tidak mencatat prestasi untuk tiga pertandingan berikutnya. Kemenangan pertamanya pada 27 April 1929 di Rosehill, kemudian 14 September 1929 meraih tempat kedua di Randwick, sejak saat itu kehadirannya mulai diperhitungkan. Pada tahun 1931, dalam empat tahun karirnya, Phar Lap memenangkan 37 dari 51 pacuan, termasuk Melbourne Cup, tahun berikutnya 14 kali menang berturut-turut. Phar Lap memenangkan 32 dari 35 pacuan di St Leger Stakes sampai Mexico. Ini merupakan prestasi fenomenal untuk seekor kuda pacu dan berhasil menarik perhatian dunia yang menyelenggarakan pacuan kuda.

Prestasi Phar Lap menjadi pelipur lara masyarakat Australia yang hampir putus harapan menghadapi Depresi, dan berhasil menyatukan masyarakat Australia untuk memiliki kebanggaan sekaligus menumbuhkan rasa nasionalisme.   Sepanjang karir berpacunya, Phar Lap hampir-hampir tidak terkalahkan. Phar Lap hanya bisa dihentikan dengan racun arsenic ketika bertanding di Amerika, kehadirannya mungkin dianggap sebagai ancaman di arena perjudian. Sosoknya kini diabadikan di Museum Victoria bersama dengan jantung nya yang diawetkan untuk memberi gambaran kekuatannya sebagai seekor kuda pacu yang berakhir dengan kematian yang tragis.

Demikianlah gambaran sekilas mengenai nasionalisme Australia, yang diwakili oleh Ned Kelly (bushranger), Dan Bradman (criketer) dan Phar Lap (kuda pacu). “Defenisi” kepahlawanan yang diadopsi bangsa Australia, yang sangat berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Satu ide atau etos yang berhasil menyatukan seluruh bangsa, menimbulkan kebanggaan nasional (national pride) dan membangkitkan semangat kesatuan, rasanya layak untuk dikatakan sebagai bentuk dari nasionalisme sebuah bangsa.