Versi bahasa Inggris, klik di sini

Covid-19 atau virus corona muncul pertama kali di Cina, pada Desember 2019, lalu menyebar ke lebih dari seratus negara di dunia dan menginfeksi lebih dari satu juta orang. Virus yang menyerang saluran pernafasan ini membuat penderitanya akan mengalami gangguan pernafasan ringan sampai dengan berat. Berbagai langkah pencegahan sudah dilakukan oleh seluruh negara di dunia, misalnya larangan untuk melakukan kegiatan yang mengumpulkan banyak orang, mencuci tangan dengan sering, menggunakan masker dan pembatasan sosial atau social distancing. 

Beberapa negara terdampak virus ini mengambil langkah tegas sebagai pencegahan, mulai dari lockdown total, larangan kunjungan dan keberangkatan, denda, sampai dengan pemulangan Warga Negara Asing (WNA) ke negara asal mereka. Inilah yang dilakukan oleh Australia.  Sejak 3 April 2020, Perdana Menteri Australia Scott Morrrison menghimbau warga negara asing (WNA) untuk meninggalkan Australia jika mereka tidak mampu untuk membiayai dirinya selama pandemi ini berlangsung. 

Untuk mengetahui bagaimana tanggapan WNA terkait himbauan dari pemerintah Australia, tim AIYA National berhasil mewawancari dua orang pelajar asal Indonesia yaitu Dionisius David Esteven dan Judystira Setyadji yang saat ini menetap di Australia. 

Halo, silahkan perkenalkan diri anda bisa dimulai dari pekerjaan, latar belakang profesi sampai dengan kesibukannya apa sekarang?

D : Halo, nama saya Dionisius David Esteven, pada saat ini saya berstatus sebagai pelajar di Australia. Saya sedang menempuh Master degree of Accounting disalah satu universitas di Sydney. Dikarenakan pandemi Covid19 ini dan diwajibkannya untuk isoalsi dirumah, kesibukan saya hanya belajar dari rumah dengan mengikuti online class dari universitas.

J : Halo halooo, nama saya Judystira Setyadji, biasanya dipanggil Didi. Saya berumur 21 tahun dan berasal dari Surabaya. Sekarang saya sedang menjalani tahun ke – 3 kuliah saya di Universitas Sydney, mengambil jurusan Marketing dan Finance.

Boleh dijelaskan bagaimana keadaan anda sampai sekarang di Australia ditengah wabah Virus Corona atau Covid-19 ini?

 D : Keadaan saya sejauh ini cukup baik dan puji syukur sehat-sehat saja, dengan adanya kebijakan lockdown yang mengharuskan masyarakat untuk diam dirumah cukup berhasil untuk menekan angka penyebaran virus corona ini. Dilain sisi, saya juga kehilangan pekerjaan sampingan yang saya miliki dan tidak lagi bekerja untuk sementara.

J : Puji Tuhan sampai sekarang kondisi saya baik – baik saja. Tapi yah, bersekolah di negara asing memiliki tujuan untuk mengexplore kawasan baru ini, tetapi dengan adanya Covid – 19, sekarang semua tutup dan kita semua harus menjaga jarak antar satu sama lain. Intinya keadaan disini sekarang cukup datar. 

Perdana Menteri Australia Scott Morrison sudah meminta seluruh warga negara asing untuk kembali ke negara masing-masing karena situasi memburuk di Australia akibat pandemic Virus Corona atau Covid-19, apa tanggapan anda mengenai ini? Apa anda setuju untuk kembali atau memilih bertahan di Australia?

D : Saya sangat kecewa dan sedih dengan penyataan PM Scott Morisson dalam menanggapi hal ini. Karena realitanya tidak se-sederhana itu, meminta para warga asing seperti International Students dan Temporary Visa Holders yang terkena dampak Covid19 ini untuk hanya pulang jikalau memang kehilangan pekerjaan dan tidak bisa menunjang biaya hidup mereka rasanya terdengar kurang pantas dan tidak adil.

Saya pribadi lebih memilih untuk bertahan di Australia dikarenakan beberapa alasan. Pertama, situasi di Asia terutama Indonesia dimana saya berasal sangat tidak kondusif. Karena alasan keselamatan dan kesehatan saya sendiri, keluarga juga menyarankan untuk tidak kembali melihat situasi Corona di Indonesia kian memburuk. Kedua, setahu saya banyak penerbangan tidak lagi tersedia, jikalaupun ada sangat terbatas dan harganya sangat mahal. Secara tidak langsung, saya tidak memiliki banyak pilihan untuk berbuat apa-apa selain hanya bertahan dan menunggu hingga segala sesuatu membaik.

J : Menurut saya sihh tergantung situasi – kondisi kita masing – masing ya. Untuk saya sendiri, saya sedang menjalani final year saya di Universitas Sydney. Jika saya balik, menurut saya, adanya probabilitas dimana saya tidak dapat kembali ke Sydney dan menyelesaikan sekolah saya. Terlebih lagi, jadwal exam dan assignment akan sangat berbeda dan dapat menyulitkan saya. Sekarang saya melihat kondisi Sydney aman aman aja karena panic attack sudah selesai dan orang – orang disinipun tertib menjalankan peraturan – peraturan baru yang diterapkan oleh pemerintah untuk menghindari penyebaran Covid – 19.

Jika memilih bertahan dan tetap di Australia pasca himbauan ini dikeluarkan, apa yang kira-kira akan terjadi mengingat beberapa pekerja WNA sudah diberhentikan dari pekerjaan tanpa pesangon yang baik?

D : Banyak sekali tantangan yang dihadapi para pekerja WNA sejak kasus virus Corona ini terjadi. Faktanya banyak dari mereka yang tidak lagi memiliki pemasukan dan hanya bergantung pada dana tabungan untuk menunjang biaya hidup sehari-hari, yang mungkin tidak akan cukup untuk bertahan lama. Sebenarnya para pekerja WNA adalah kelompok pertama yang terkena dampak dari situasi ini, yang saya maksud adalah seperti kebanyakan perusahaan dan toko dari segala sektor memberhentikan pekerja dari kelompok ini terlebih dahulu tanpa tunjangan apapun. Saya juga tahu beberapa teman yang berada dalam keadaan sangat sulit, hanya untuk berhemat dan bertahan hidup, mereka rela makan sehari sekali atau bergantung pada sumbangan yang diberikan oleh sekelompok donatur yang memberikan makanan gratis untuk orang-orang yang memerlukan seperti mereka.

Jika memilih untuk kembali ke negara asal, apa kira-kira yang akan disediakan oleh pemerintah Australia untuk menunjang pemulangan para WNA?

D : Setahu saya, tidak ada bantuan yang akan diberikan untuk menunjang pemulangan para WNA ke negara asal nya. kita memiliki akumulasi superannuation fund selama pernah bekerja di Australia, ketika memilih untuk kembali ke negara asal for good, kita bisa klaim superannuation fund tersebut dan tax rate tergantung dengan status visa masing-masing. Biasanya 65% untuk para working holiday visa holders dan 35% untuk para International students. Saya merasa pilihan seperti ini tidak terlalu membantu atau berguna bagi semua yang sedang berada dalam masa sulit sepert ini.

Apa menurut Anda, sebagai WNA yang menetap di Australia sebenarnya anda memiliki hak untuk diberikan tunjangan mengingat anda juga berpartisipasi dalam membayar pajak?

D : Semua WNA yang menetap di Australia sebenarnya telah berkontribusi banyak untuk perkembangan ekonomi Australia baik secara langsung dan tidak langsung. Kita juga membayar pajak sesuai dengan kebijakan yang ada. Memang benar para International students yang menempuh pendidikan di Australia dianggap sudah seharusnya dapat menunjang biaya hidup mereka sendiri tanpa bantuan pemerintah, salah satu syarat awal sebelum memohon student visa tersebut. Tetapi realitanya, sambil menempuh pendidikan, kebanyakan kita juga bekerja untuk membayar biaya pendidikan tersebut sendiri dan menunjang biaya hidup sehari-hari tanpa harus bergantung atau memberatkan keluarga. Sejak kebijakan lockdown ini, kita semua kehilangan pekerjaan dan pemasukan tanpa bantuan pasti dari pemerintah, International students juga masih harus membayar biaya sekolah seperti biasa walaupun beberapa universitas memberikan bantuan keringanan finansial, jujur saja ini sangat berat. Secara yang kita tahu, sektor pendidikan menyumbang porsi besar dalam pembangunan ekonomi Australia.

Sayang disayangkan, Australia yang kita anggap negara besar dan kuat, malah menutup mata dan tidak memperdulikan 1,6 juta orang temporary visa holders diluar sana disaat seperti ini. Bantuan yang diberikan Australia kepada kami hanya berupa early access ke superannuation fund yang kami miliki untuk menunjang hidup kami yang tidak tahu sampai kapan segala sesuatu kembali normal. Sebagai negara yang kaya dan besar, Australia seharusnya bisa lebih memperhatikan sekelompok orang ini tanpa memandang status visa, karena pada akhirnya pandemi ini menyerang kita semua tanpa memandang status masing-masing.

J : Banyak informasi beredar bahwa Australia adalah salah satu negara paling aman di dunia saat ini. Jumlah kasus pun mulai berkurang dengan drastis dan Perdana Menteri Scott Morrison sudah mulai menghimbau pelajar – pelajar untuk kembali bersekolah di term 2. Melihat fakta – fakta tersebut, saya merasa banyak lowongan pekejaan akan kembali terbuka untuk pekerja WNA. Akan tetapi, sekarang pun kondisi ekonomi disini memburuk, rate of unemployment naik dengan drastis. Ini menunjukan bahwa tidak hanya pekerja WNA yang diberhentikan, tetapi juga warga lokal.  Semua orang disini sedang struggle untuk membiayai living cost mereka masing – masing.

Tunjangan pun sama seperti unemployment. News disini menyatakan bahwa banyak orang lokal tidak mendapatkan tunjangan sama sekali. Melihat orang lokal sendiri tidak mendapatkan tunjangan, saya merasa WNA pun akan sulit mendapatkan tunjangan walaupun mereka juga ikut membayar pajak. Menurut saya hal ini cukup wajar, karena factor – factor eksternal yang melimitasi kita semua. Banyaknya hukum legal baru yang menghindari bisnis disini dapat beroperasi dengan normal sehingga menyebabkan turunya kekuatan perekonomian di Australia. Pada akhirnya, semua hal terkait dengan keuangan. Stay strong to all warga Indonesia di Australia, jangan panik, tetaplah berharap yang terbaik dan jaga lah diri kalian masing – masing dengan baik karena dalam momen – momen kesulitan inilah kita diuji. Dengan munculnya kesulitan, pasti tampak juga celah – celah opportunitas yang dapat kita pakai.