Versi Bahasa Inggris, klik di sini

Ditulis oleh Fahry Slatter – AIYA Blog Editor
Diterjemahkan oleh Gabriella Pasya – AIYA National Translator

“Jomblo”

“Jadian”

“Nembak”

“Buaya Darat”

Jika kalian ingin tahu arti suatu kata, biasanya akan mencarinya dalam Kamus ataupun Tesaurus. Tapi hari ini, kita kan mencari kata- kata yang tidak akan ada (dan kemungkinan besar tidak akan pernah ada) di Kamus Besar Bahasa Indonesia maupun Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia, yaitu kata- kata gaul remaja. Kata- kata versatil ini, jika digunakan dalam konteks yang benar (atau salah) bisa memunculkan berbagai macam rasa dan emosi, mulai dari kegembiraan, gairah, amarah bahkan duka.

Kalian mungkin bakal kegirangan jika seseorang datang menghampiri dan berkata “hey kamu Buaya Darat”, serasa ingin menepuk pundak sendiri, berpikir kalau kalian adalah orang asing yang luar biasa, padahal sebenarnya kalian sedang dilabeli hal yang berkonotasi negatif.

Jadi, aku sudah menyiapkan penjelasan. Kenapa? Untuk menghindarkan kalian dari rasa malu yang tidak perlu, mengurangi rasa canggung, dan mengurangi tawaan para remaja saat mereka melihat kalian di Instagram/Tinder menggunakan caption yang tidak tepat.

-Jomblo (Jom-blow)-

Jomblo adalah istilah dengan konotasi negatif, diciptakan oleh remaja remaja Sunda garis keras yang mengira bahwa merokok dan berjalan menggandeng skateboard sepulang sekolah itu keren. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan seseorang yang masih lajang.

Kata ini sudah menjadi ungkapan sangat populer, sebagai komplain,sebagai klaim, sebagai hinaan dan sebagai suatu istilah yang dipakai secara terkhusus dalam kamus bahasa gaul Indonesia. Kata ini mulai mencapai popularitasnya sekitar awal tahun 2010 seiring naiknya penggunaan SMS dan smartphone. Akar dari kata ini berasal dari kata lain yang digunakan untuk mendeskripsikan seorang wanita berumur yang belum menikah. Dalam bahasa inggris, padanan katanya adalah spinster (perawan tua). Sekarang kata ini sudah berevolusi menjadi bermakna,  semua orang yang masih lajang atau untuk menggambarkan seseorang yang tidak dapat memperoleh pasangan.

Yang mencela kata Jomblo mengklaim bahwa kata ini eksploitatif, antagonis, dan bertentangan dengan harmoni sosial yaitu bersahabat satu sama lain. 

Yang membela kata  Jomblo mengatakan kata ini menyenangkan, dan merupakan bagian dari komunitas serta elemen bahasa Indonesia yang mereka gunakan secara bebas tanpa sensor. 

Akhir-akhir ini, semakin banyak orang Indonesia yang tidak menentang menjadi lajang dan tidak mengerti mengapa harus ada tekanan untuk menjalin hubungan dengan cepat.

 

-Jadian (Ja-dee-aan)-

Berkebalikan dari Jomblo, Jadian adalah istilah yang digunakan jika segala sesuatunya berjalan dengan benar (dengan asumsi bahwa kalian ingin menjalin hubungan sejak awal). Secara harfiah diterjemahkan, kata tersebut berarti “terjadi” atau “itu terjadi”, untuk mengatakan bahwa “Akhirnya terjadi, kedua orang ini akhirnya bersama”. Sederhananya, itu berarti mulai berkencan dengan seseorang. 

Tapi jangan tertipu. Jadian juga bisa digunakan untuk menghina dan meledek, seperti dua orang yang sangat dekat satu sama lain secara tidak romantis, tetapi teman-temannya ingin memberi implikasi bahwa mereka sedang bersama. Misalnya, ini dapat digunakan untuk menggoda dua pria yang sebenarnya hanyalah teman dekat, dan menyiratkan bahwa mereka berada dalam hubungan homoerotik. 

“Ciee Ijul jadian sama Udin yaaa?” 

Atau seorang pria dan wanita yang menurut teman-temannya akan menjadi pasangan yang baik, tetapi mereka tidak bersama. 

“Kok kalian belum jadian sih?” 

Istilah ini tidak sekuat “jomblo”, kata lebih dianggap sebagai candaan  lucu daripada istilah yang digunakan untuk mengejek seseorang.

 

-Nembak (Nem-baak)-

Aku sudah menggambarkan sebuah kata yang artinya lajang, dan  kata yang artinya akan berada dalam suatu hubungan, sekarang ada istilah untuk menggambarkan proses mendapatkan pasangan. Istilah “nembak” merujuk pada bahasa gaul yang maknanya tidak jelas untuk mengungkapkan perasaan seseorang terhadap orang yang disayang / dikaguminya. Secara harfiah diartikan to shoot (menembak) Diterjemahkan dalam bahasa sehari-hari, artinya meminta seseorang untuk menjadi pasangan. Secara tradisional, istilah ini digunakan terutama untuk pria yang ingin meminta seorang wanita untuk menjadi pacar mereka. Namun, istilah tersebut sekarang digunakan secara luas oleh kedua gender. Baru-baru ini, ada kenaikan perempuan yang meminta laki-laki lebih dulu daripada sebaliknya. 

Istilah nembak biasanya memancing berbagai macam emosi, terutama rasa ingin tahu. Mengatakan satu  kata ini saja kepada seorang teman bisa menimbulkan banyak pertanyaan (siapa yang akan nembak?), atau sorak-sorai (semoga berhasil nembak gadis itu). Cara mengucapkan istilah ini adalah mengucapkan bagian ‘bak’ seolah-olah mengucapkan “Bach” seperti Sebastian Bach, kecuali dengan 2 As. Satu hobi favorit orang Indonesia adalah mengobrol dan berbagi cerita nembak satu sama lain.

Cerita semacam itu bisa berisi usaha melucu, kegagalan, dan kesuksesan.

 

-Gabut (Ga-boot)- 

Gabut pertama kali diciptakan oleh mahasiswa yang tidak melakukan apa-apa di kelas dan / atau merasa sangat bosan. Awalnya, istilah ini digunakan secara eksklusif oleh mahasiswa, tetapi telah meluas untuk menggambarkan siapa saja yang bosan, baik di sekolah, di kantor, atau di rumah. Dalam istilah ini, pengguna membuat klaim bahwa mereka bosan dan biasanya akan menindaklanjuti dengan undangan untuk pergi keluar atau datang ke suatu tempat, tergantung situasinya.

John: Hey bro, what are you doing? Bro lagi ngapain?

Michael: I’m gabut in class. Come here lol. Gue lagi gabut banget ni di kelas, sini dong.

Istilah ini misterius karena tidak ada yang tahu asal-usulnya. Kata itu tidak memiliki kemiripan atau bahkan terdengar mirip dengan kata dalam bahasa Indonesia bosan. Pada pemikiran pertama, ini mungkin terdengar seperti gabut adalah singkatan, karena kebanyakan kata dalam bahasa Indonesia disingkat mis. PilPres, MoNas, dll. Namun, jawaban yang jujur dan benar adalah bahwa tidak ada yang tahu, dan jika ada yang mengaku tahu, kemungkinan besar mereka berbohong.

 

Yaelah (Ya-EL-ah) 

Definisi: Ya Tuhan (kekecewaan) 

Yaelah adalah frasa negatif yang digunakan untuk mengungkapkan kekecewaan seseorang. Ini adalah perwujudan saat kalian memutar mata karena ketidakpuasan. Istilah ini biasanya digunakan untuk mengungkapkan kekecewaan seseorang pada seseorang yang memberikan alasan untuk tidak melakukan sesuatu. Sangat sederhana, hanya tiga penggalan kata, namun anehnya sangat serbaguna.

Jenni: “Shelly tidak mau ikut kita berlari hari ini karena di luar terlalu panas” 

Nurul: Yaelah 

Tapi, berhati-hatilah saat menggunakan kata ini, karena kata tersebut dapat dianggap sangat kasar jika ditujukan langsung kepada orang yang membuat kalian kecewa. Sama seperti yang dicontohkan, istilah ini paling baik digunakan saat orang yang membuat kalian marah tidak ada. 

Itu dia! Sekarang, ketika seseorang mengemukakan kata-kata di atas, kalian dapat secara intelektual merespons dan memberikan respons yang sesuai. Yang bisa kita pelajari dari hal ini adalah komunikasi itu rumit. Kita harus berhati-hati dengan kata apa yang kita gunakan dan kapan kita menggunakan kata-kata ini, karena konteks itu penting. Kata yang bisa menjadi antagonis terkadang bisa sebagai candaan, dan kata yang aslinya memiliki arti positif, bisa dianggap negatif jika digunakan secara tidak benar.