Versi Bahasa Inggris, klik di sini.

Dirangkum dan ditulis oleh Dinda Amalia Ichsani – AIYA National Blog Editor

“Neighbours by geography, and friends by choice”, istilah inilah yang dapat menggambarkan hubungan kekerabatan antara Australia dan Indonesia. Hubungan erat yang terjalin di antara kedua negara ini tentunya telah dibangun sejak lama. Sebagai kerabat dekat, begitu banyak kesamaan antara kedua negara ini, semangat dan kerjasama untuk saling bahu membahu menjadi landasan pokok kekerabatan Australia dan Indonesia. Namun tentu saja secara historis, kedua ini menyimpan cerita yang berbeda. Sehingga menyebabkan kondisi dan dinamika kependudukan yang terjadi di Australia dan Indonesia juga berbeda baik secara spasial maupun temporal.

Dalam dinamika kependudukan, laju pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh kelahiran atau fertilitas, kematian atau mortalitas dan perpindahan penduduk atau migrasi. Ketiga faktor tersebut memiliki korelasi dengan piramida penduduk, proyeksi penduduk, serta transisi demografis. Piramida penduduk merupakan gambar yang menampilkan komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin. Proyeksi penduduk adalah perhitungan jumlah penduduk di masa yang akan datang berdasarkan asumsi arah perkembangan fertilitas, mortalitas dan migrasi. Sedangkan transisi demografi merupakan suatu kondisi yang menggambarkan perubahan parameter demografi.

Kondisi di Australia

Perubahan struktur populasi Australia dicirikan oleh campuran kelompok usia tua yang semakin meningkat dan kelompok usia muda yang semakin berkurang secara relatif terhadap keseluruhan populasi. Kondisi ini tercermin dalam piramida penduduk yang berkembang dari tahun ke tahun, di mana terjadi pergeseran dari piramida dengan basis luasan yang melebar untuk penduduk muda dan puncaknya yang menyempit pada penduduk tua di tahun 1925, kemudian di tahun 2000 menjadi piramida dengan distribusi usia muda dan usia produktif yang lebih seragam, dan diproyeksikan bergerak menuju sebuah piramida berbentuk “peti mati” pada tahun 2050 yang artinya distribusi seluruh usia relatif sama.

Perubahan struktur usia Penduduk Australia, 1925-2045 (Sumber: Productivity Commission, 2005)

Saat ini, tampaknya Australia berada pada tahap 4 model transisi demografi, yang merupakan tahap stabil rendah di mana baik angka kelahiran maupun angka kematian menunjukkan tren yang menurun atau semakin rendah. Sehingga Australia mengalami transisi demografis menuju populasi yang menua, di mana proporsi penduduk pada kelompok usia tertua meningkat sedangkan proporsi pada kelompok usia termuda kelompok menurun. Pada titik transisi demografis ini, populasi usia kerja juga tumbuh jauh lebih cepat daripada total populasi. Karena jumlah rata-rata kelahiran per wanita dan insiden kematian di semua kelompok umur terus menurun. 

Angka Kelahiran dan Angka Kematian di Australia, 1950-2010

Transisi demografi, 1921-2051

Terdapat beberapa faktor yang berkontribusi terhadap penuaan populasi (aging population) di Australia. Pertama, dipengaruhi oleh keputusan keluarga untuk memiliki lebih sedikit anak. Hal ini juga dipengaruhi oleh adanya program keluarga berencana, pendidikan tentang kontrasepsi, dan peningkatan angkatan kerja di kalangan perempuan. Kedua, terjadinya penurunan angka kematian dengan peningkatan kelangsungan hidup hingga usia tua. Angka kematian yang menurun ini disebabkan oleh adanya penemuan dalam ilmu pengetahuan dan kedokteran, praktik kebersihan yang lebih baik, dan pengetahuan tentang pentingnya kesehatan. Menurut Institut  Kesehatan dan Kesejahteraan Australia (2005), tren kematian di Australia sebagian besar didorong oleh penurunan yang signifikan dalam kematian dari semua penyebab utama termasuk penurunan tingkat kematian sekitar 96% untuk penyakit menular, 80% untuk penyakit pernapasan dan 70% untuk kecelakaan kendaraan.

Kondisi di Indonesia

Piramida penduduk Indonesia berdasarkan data hasil Sensus Penduduk tahun 1971, 1980, 1990, dan 2000 menunjukkan adanya perubahan struktur umur penduduk Indonesia. Pada 1971 dan 1980, piramida penduduk Indonesia memperlihatkan lebar di bagian penduduk muda karena terdapat banyak penduduk yang berusia muda (0–14 tahun). Sementara itu, pada piramida penduduk tahun 1990 dan 2000 menunjukkan adanya penambahan bagian tengah dan atas piramida, sedangkan bagian bawah piramida makin mengalami penurunan. Hal ini berarti penduduk dewasa dan penduduk tua Indonesia semakin meningkat.

Piramida Penduduk Indonesia Tahun 1971, 1980, 1990, dan 2000 (Sumber: Sensus penduduk)

Pada 2010, piramida penduduk Indonesia kembali memperlihatkan lebarnya di bagian penduduk berusia muda, yang merupakan komposisi penduduk yang paling besar. Sementara itu, pada piramida penduduk tahun 2020 tampak kelompok umur 0-4 tahun mulai berkurang karena penurunan jumlah kelahiran. Kemudian, pada 2035 diproyeksikan penduduk usia 0-14 tahun akan mengalami penurunan yang cukup signifikan yang berarti angka kelahiran juga berkurang. Seiring dengan perkembangan penduduk, bagian tengah piramida mengalami pembengkakan, yang artinya penduduk dalam kategori usia produktif mengalami kenaikan. Selanjutnya penduduk yang berusia tua (>65 tahun) juga akan mengalami kenaikan yang signifikan. Hal ini berarti angka kematian mengalami penurunan.

 

Piramida Penduduk Indonesia Tahun 2010, 2020, 2035 (Sumber: Heryanah, 2005)

Berbeda dengan Australia, transisi demografi Indonesia saat ini berada di tahap ketiga transisi demografi. Tahap 3 ini juga disebut dengan tahap perkembangan akhir karena angka kelahiran dan angka kematian sama-sama menurun dengan lebih lambat dan mengakibatkan pertumbuhan penduduk yang cenderung mulai rendah.

 

Kecenderungan Angka Kelahiran Kasar (CBR), Angka Kematian Kasar (CDR) dan Laju pertumbuhan Penduduk, 1990-2025

Penurunan angka kelahiran dalam cerita transisi demografi di Indonesia terjadi karena adanya program nasional keluarga berencana dengan penanaman paradigma dua anak cukup untuk mencapai keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Penyediaan kontrasepsi murah juga semakin diperluas, dan pelayanan kontrasepsi mencapai hingga ke pelosok perdesaan. Di sektor kesehatan, program kesehatan makin ditingkatkan dengan pembangunan fasilitas Puskesmas untuk mendekatkan masyarakat pada fasilitas kesehatan murah, program perbaikan gizi untuk ibu, bayi dan balita serta imunisasi bagi bayi dan ibunya dalam upaya menurunkan angka kematian bayi.

Seiring dengan keberhasilan program KB dalam menurunkan tingkat fertilitas, terjadi penurunan porsi penduduk dibawah usia 15 tahun. Hal tersebut juga dibarengi dengan jumlah penduduk usia kerja yang terus mengalami peningkatan. Sehingga, usia harapan hidup ikut meningkat, dan mendorong penggemukan porsi penduduk usia kerja di dalam populasi. Selain itu, penurunan angka kematian yang terjadi di Indonesia salah satunya disebabkan oleh adanya berbagai penemuan obat-obatan antibiotika dan intervensi kesehatan di negara maju. 

Melihat proyeksi penduduk di Indonesia, maka Indonesia diprediksi akan mengalami masa bonus demografi di mana jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih mendominasi dibandingkan jumlah penduduk usia tidak produktif (di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun). Kondisi ini tentunya dapat membawa peluang dan tantangan bagi Indonesia. Bonus demografi dapat membawa keuntungan bagi Indonesia karena Indonesia akan memiliki daya saing dan daya tawar yang tinggi. Hal ini akan memancing investor untuk membelanjakan uangnya di Indonesia, sehingga akan menciptakan peluang pekerjaan serta berbagai peningkatan fasilitas. Namun, apabila pemerintah dan masyarakat gagal memanfaatkan bonus demografi, penduduk usia produktif hanya akan membawa beban bagi negara. Peningkatan jumlah penduduk usia produktif tanpa dibarengi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia hanya akan menciptakan jumlah pengangguran yang tinggi. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk dapat memanfaatkan kondisi ini, sehingga nantinya dapat menjadi transportasi untuk Indonesia yang lebih baik di masa depan.

 

REFERENSI

Productivity Commission 2005, Economic Implications of an Ageing Australia, Research Report, Canberra. 

Ofori-Asenso, Richard et al. (2018). Measures of Population Ageing in Australia from 1950 to 2050. Population Aging, 11:367–385 

Heryanah. (2015). Ageing Population dan Bonus Demografi Kedua di Indonesia. Populasi, 23(2), 1-16.